Opini
Opini Oleh
Jhon Dumupa
Ayat Filipi 4:13 merupakan salah satu ayat yang
dapat kita renungkan terutama saat masyarakat Jakarta yang sedang mengalami
musibah banjir yang cukup dasyat saat ini.
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
kepadaku.
Kita harus menyadari tanpa TUHAN YESUS, kita
takkan sanggup mengatsi semua permasalah yang kita alami, tetapi bersama Tuhan
Yesus, Dia akan memberikan kekuatan pada Kita.
Filipi 4:13 adalah pengakuan dari seorang
murid dan rasul Tuhan Yesus terhadap pengalaman hidupnya. Hidup di dalam Tuhan
bukanlah hidup yang dipenuhi dengan kesenangan dunia. Bahkan dunia ini membenci
mereka yang hidup dalam Tuhan, karena dunia ini telah jatuh kepada penghujatan
kepada Tuhan.
Oleh karena itu orang yang mau hidup sesuai
dengan perintah-perintah Tuhan menjadi “orang aneh”, menjadi bahan tertawaan
dan ejekan, bukan sampai disitu saja tetapi dikucilkan, dihindari, bahkan
dianiaya.
Pengakuan Petrus ini bukan suatu
keputusasaan, tetapi mengandung harapan, mengandung kekuatan karena memiliki
pijakan iman, pijakan janji setia Allah kepada mereka yang mau bertahan di
dalam Dia.
Allah itu setia dan tidak pernah membiarkan
pencobaan melampaui kekuatan kita. Allah itu berkuasa, dan selama Allah tetap
berkuasa Ia itu mampu, mampu menyelamatkan kita dari apa saja.
Bagi Allah, akan lebih baik kalau orang
percaya itu mengalami penderitaan dan dan cobaan dari pada selalu hidup dalam
situasi aman dan tentram. Karena cobaan dan penderitaan baik bagi iman orang
percaya, baik untuk membuktikan kesetiaan kita kepada Allah. Justru di dalam
kelemahan dan ketidakberdayaan kita, kasih Allah menjadi makin nampak dalam
hidup kita.
Zadrach, Mesakh dan Abednego ketika
diperhadapkan dengan dapur api yang telah dipanaskan sampai tujuh kali panas
normal tidak takut mati, tidak bersedia menghujat Allah bahkan ketika hidup
mati mereka hanya terpisah tipisnya sehelai rambut. Mereka bahkan mengatakan
bahwa meskipun Allah yang kami sembah itu tidak menyelamatkan jiwa kami
sekalipun, kami akan tetap percaya kepadaNya dan tidak akan menyembah patung
tersebut.
Allah tidak pernah menghindarkan pencobaan
dari kita. Ia membiarkan pencobaan itu terjadi, namun ia ada bersama dengan
kita di saat pencobaan tersebut melanda kita. Tuhan bahkan sering mengendong
kita melalui pencobaan tersebut.
Dalam kisah Sadrach, Mesakh dan Abednego,
Tuhan hadir bersama dengan mereka dalam tanur api dan tak membiarkan sehelai
rambut atau benang pakaian mereka terbakar. Dalam kisah Daniel dalam gua singa,
Tuhan hadir dan bersama Daniel.
Kesetiaan harus dibarengi dengan tekad. Iman
harus dibarengi dengan tekad untuk bertahan dalam setiap cobaan dan
penderitaan. Tanpa tekad, tak ada kesetiaan, tak ada iman, dan yang ada hanya
jiwa yang rapuh dan hati yang kosong. Tekad untuk setia, tekad untuk memegang
teguh iman percaya, membuat jiwa kita kuat, hati kita memiliki isi, memiliki
jangkar yang kuat pada saat angin dan gelombang kehidupan menerpa dan menyapu
kapal kehidupan kita.
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia
yang memberi aku kekuatan.” Kekuatan tekad orang percaya bukan berasal dari
dalam dirinya sendiri. Kekuatan tekad itu datang dari Tuhan.
Berpalinglah dan bersandarlah pada kekuatan
Tuhan, dan jangan menyandarkan diri pada kekuatan dan kemampuan diri sendiri.
Tuhan itu selalu ada bersama kita, meskipun
mata kita tak mampu melihatNya, namun Ia hadir bersama kita ketika kita mau
berpaling kepadaNya. Allah itu setia, setia kepada setiap
perkataan-perkataanNya, setia kepada janji-janjiNya.
Karena itu jangan ragu atau ditakutkan oleh
cobaan dan ancaman penderitaan. Tuhan menyertai kita.
........................Salam dapuwamo...........................
Posting Komentar