LINTAS DAPUWA

Headlines News :
Home » » BUDAYA MEUWO DIDE YANG TELAH BERLALU.

BUDAYA MEUWO DIDE YANG TELAH BERLALU.

Written By Unknown on Selasa, 05 Januari 2016 | 03.13.00

OPINI

OLEH : JHON DUMUPA

Bandung./.Bintangdapuwamo.Co.id./
Adakan Pestifal Budaya, Mengancam Budaya Suku Mee
Tuhan ciptakan manusia didunia, memiliki berbagai Suku, Ras, Agamanya berbeda. kami suku mee adalah salah satu suku  yang ada di papau tempatnya di deiyai, dogiyai, paniai, bahkan nabire yang memiliki ras dan budayanya sendiri. Budaya adalah salah satu adat istiadat yang dimiliki oleh suku mee. Kebudayaan suku mee terdiri dari ada beberapa jenis adalah sebagai berikut:
1.     Koteka                                                       6. Pitii
2.     Moge,                                                         7. Yatoo
3.     Ukaa mapegaa                                         8.  Bebii  agiyaa
4.     Mee Megee                                               9.  kaidoo
5.     Amapaa kagamapaa                               10. meetawa
11. bekoo, mamoo 
1.     Koteka adalah, sebutan pakaian tradisional suku mee yang digunakan oleh  kaum laki-laki di papua khususnya Meeuwoo.’ yang dibuat dari buah labu yang panjang
2. Mogee adalah sebutan pakaian tradisional suku mee yang digunakan oleh  kaum prempuan untuk menutupi kemaluan, yang dibuat dari kulit kayu. mogee ada 2 jenis perbedaan yaitu,
a). Danee mogee, adalah pakaian kaum prempuan meeuwoo yang  statusnya sudah menikah (Wakagoo bagee).
 b), Dugaa mogee, adalah pakaian kaum prempuan meeuwoo yang statusnya belum nikah (apii). 
 3. Ukaa Mapegaa adalah sebutan senjata tradisional suku mee yang bisa di gunakan oleh kaum kali-laki . Ukaa mapega adalah dua jenis perbedakan gunakannya adalah:
a.     Ukaamapegaa biasa, digunakan saat berburu.
b.     Ukamapegaa leluhur,  adalah digunakan saat pergi meninggalkan kampung halaman (duaa uwinegaa), gunakan saat mengadakan pasar adat (Yuwoo), dan saat pergi ke rumah adat (Emaidaa).
  1. Mee Megee adalah sebutan uang tradisional turung temurung suku mee yang berintraksi satu daerah dan daerah lain. Meemegee gunakan saat pernikahan, pasar adat, dan gunakan saat kebutuhan lain. Meemegee ada berbagai jenis yaitu: Yoo, Mukaa, Bodiyaa, Dedegee, Cimii, Ciwii dan lain-lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
  1. Amapaa Kagamapaa adalah pakaian tradisional suku mee yang bisa digunakan oleh kaum laki-laki.
  1. Pitii adalah sebutan tali ikat pinggang tradisional suku mee yang digunakan oleh kaum laki-laki untuk menginkat Koteka.
  1. Yatoo adalah sebutan kain tradisonal suku mee yang digunakan oleh kaum prempuan, yang dibuat dari kulit kayu.
  1. Bebii Agiyaa adalah sebutan tas tradisional suku mee yang  digunakan oleh masyarakat sendiri. Bebii agiya ada dua jenis perbedaan yaitu: bebii agiyaa besar dan kecil.
a)     Yang besar adalah digunakan untuk mengisi barang-barang hasil paneng dan untuk mengendong bayi.
b)     Yang kecil adalah digunakan untuk mengisi barang-barang pribadi, seperti dompet (Megeutee), ubi (notaa), musik tradisional (kaidoo), korek api (bekoo mamoo) dan barang -barang pribadi lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu 
  1. Kaidoo adalah sebutan alat musik tradisional suku mee yang dibuat dari jubi (idaa/idee) yang digunakan oleh kaum laki-laki suku mee yang dimainkan saat kesedian muncul di hati seseorang untuk mengibur orang tersebut. Kaidoo ada dua jenis perbedaan yaitu, tekoo kaidoo, dan neguu kaidoo.:
a.     Tekoo kaidoo adalah alat tradisional yang digunakan oleh kaum laki-laki yang statusnya belum nikah
b.     Neguu kaidoo adalah alat tradisional yang digunakan oleh kaum laki-laki yang statusnya sudah menikah, (Yamee adamaa).
  1. Mee Tawaa adalah sebutan rokok tradisional suku mee yang selalu orang mee ditanam disamping rumahnya masing-masing.
  2. Bekoo Mamoo adalah sebutan korek api tradisional suku mee yang selalu dipakai saat membakar hutang, memasang api untuk masak-masakan makanan sehari-hari, dan pakai saat memasang rokok
Beberapa poin tersebut yang disebutkan diatas adalah budaya/adat-istiadat yang turung temurung oleh moyang,  Tapi masyarakat suku mee terpengaruh dengan budaya/adat-istiadat orang asing (luar) maka gunakan budaya gunakannnya  tidak sesuai dengan yang sudah ada, tetapi  asal-asalan.
Kata asal-asalan yang saya tuturkan  diatas, bukan seenaknnya ungkapkan,  tapi kenyataan yang kita lihat dengan mata kepala di Meeuwoo adalah saat adakan pestifal budaya, mengunakan pakaian adat-istiadatnya tidak sesuia dengan yang sudah turung-temurung oleh moyang kita. Contohnya:
a)  kaum prempuan yang sudah menikah tapi  memakai pakaian adatnya dugaa moge, apakah itu benar sesuai budaya atau tidak?,
b)   Saat kaum prempuan menggunaan pakaian mereka (mogee), tapi berwarna-warni, Apakah itu budaya kita atau tidak?,
c)  Saat pestifal budaya adakan yang ikut sertakan dalam kegiatan tersebut, ada yang menggunakan sepatu ataupun sandal, apakah itu benar-benar budaya kita atau tidak?,
d)  Saat upacara adat kaum prempuan sering memakai  bea (amaa apumaii) apakah itu budaya kita atau tidak?
e)  Saat upara adat tradisonal suku mee kadang-kadang kaum prempuan menggunakan mengunakan celana dalam, apakah itu budaya kita atau tidak?
Saya pribadi sendiri katakan itu salah, karena lima poin pertanyaan tersebut diatas adalah bukan budaya kita yang turung temurung oleh moyang. Tiga poin itu sebutkan saja budaya asing (Pendatang) yang masuk kemeeuwoo untuk merusak atau mengamcam sosial budaya yang sudah ada di daerah meeuwoodide.
Sebenarnya namanya Pestifal budaya adalah salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat  mee untuk melestarikan budaya leluhur. Maka itu masyarakat yang ikut sertakan dalam kegiatan tersebut dan orang-orang yang memegang atau mengadakan pestifal budaya harus belajar dan pahami betul-betul, budaya suku mee itu apa?
Meeuwoodide pada zaman sekarang hidup di pandangan orang lain, seperti orang –orang asing (Afrika, Amerika) menurut saya tidak sangat Efektif dan efisien, budaya kita suku mee sudah lupa atau ketinggalan zaman, pada hal budaya suku mee adalah budaya yang turung temurung dari moyang kita, tetapi kenapa zaman sekarang lupa dengan budaya kita, mala ikut atau terpengaruh dengan budaya asing (Pendatang)?

Permasalahan tersebut diatas saya mahasiswa berasal meeuwodide tegaskan kepada kaum intektual meeuwodide bahwa, jangan kita terpengaruh dengan budaya-budaya asing (pendatang), tapi mari kita satukan barisan untuk melestarikan budaya tersebut, karena budaya kita adalah salah satu citra Tuhan yang berikan kepada kita.
Kiranya bisa memhami  dan melestarikan budaya kita suku mee.
Penuli Adalah INATA NAWE YOKA Bandung Jawa Barat.
                                                                                   Bandung 05/01/2016


                                                                               Jhon dumupa Bomaka Yoka.
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : tabloidjubi | papualive | suarawiyaimana
Copyright © 2011. BINTANGDAPUWAMO - All Rights Reserved
Template Created by papuabaratprov Published by merdeka
Proudly powered by Blogger