SAYA SENDIRI DAN RENUKAN KEMABLI BAGAIMANA CARA MENGATASINYA
Bandung Jawa Barat/ Majalah bintangdapuwamo/Mbd/....
Pantauan
Perkemanagan Dunia Untuk mengatasi pendidikan
dan dunia Belajar,Perkembangan
Dunia pendidikan mengartikan diagnosis kesulitan belajar sebagai segala usaha
yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar.
Juga saya mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar serta
cara menetapkan dan kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan)
maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang
seobyektif mungkin.
Berkait dengan
kegiatan diagnosis, secara garis besar dapat diklasifikasikan ragam diagnosis
ada dua macam, yaitu diagnosis untuk mengerti masalah dan diagnosis yang
mengklasifikasi masalah. Diagnosa untuk mengerti masalah merupakan usaha untuk
dapat lebih banyak mengerti masalah secara menyeluruh. Sedangkan diagnosis yang
mengklasifikasi masalah merupakan pengelompokan masalah sesuai ragam dan
sifatnya.
Ada masalah yang
digolongkan kedalam masalah yang bersifat vokasional, pendidikan, keuangan,
kesehatan, keluarga dan kepribadian saya sindiri. Kesulitan belajar merupakan
problem yang nyaris dialami oleh semua saya. Kesulitan belajar dapat diartikan
suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan
tertentu untuk menggapai hasil belajar semester 1 IPK 3,10 Keats tapi
lama-kelamahan Turun 2,99. Itu pengebabnya apa.?
Faktor2x
Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ada dua faktor, pertama faktor
internal yakni, keadaan/kondisi jasmani dan rohani saya dan kedua faktor
eksternal, yakni kondisi lingkungan/di luar diri saya.
Faktor Internal
(keadaan saya)
Faktor internal
terdiri dari dua faktor, yakni:
a) Faktor
fisiologis, yaitu meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan
fisik/jasmani individu seseorang,
dan pada umumnya
sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Faktor tersebut
meliputi kondisi fisik yang normal dan kondisi kesehatan fisik
Menurut Jhon
dumupa, bahwa, “orang yang dalam keadaan segar jasmaninya berlainan belajarnya
dari orang yang dalam keadaan kelelahan”. Anak-anak yang kekurangan gizi;
mereka lekas lelah, mudah mengantuk, dan sukar menerima atau memperhatikan Mata
kuliah tersebut.
b) Faktor
Psikologis. Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu,
semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang.
Faktor tersebut adalah:
1. Minat dan
Usaha
Menurut Sdumupa
bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu
hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan
akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin
kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
Inteligensi
(kecerdasan)
Menurut Wechler
dalam Dimyati dan Mudjiono, bahwa inteligensi adalah suatu kecakapan global atau
rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik,
dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi aktual
bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari.
Bakat.
Disamping inteligensi,
bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar
seseorang dalam suatu bidang tertentu. Bakat adalah “salah satu kemampuan
manusia untuk melakukan suatu kegiatan dan sudah ada sejak manusia itu ada”.
Motivasi.
Motivasi adalah
“daya penggerak atau pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa
berasal dari dalam diri dan juga dari luar”. Motivasi yang berasal dari dalam
diri (intrinsic) yaitu dorongan yang datang dari sanubari, umumnya karena
kesadaran akan pentingnya sesuatu atau dapat juga karena dorongan bakat apabila
ada kesesuaian dengan bidang yang dipelajari. Motivasi yang berasal dari luar
(ekstrinsik) yaitu dorongan yang datang dari luar (lingkungan), misalnya dari
orang tua, guru/Dosen teman-teman dan anggota masyarakat. Seseorang yang
belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya
dengan sungguh-sungguh, penuh gairah atau semangat. Sebaliknya, belajar dengan
motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang
berhubungan dengan pelajaran. Jadi kuat lemahnya motivasi seseorang turut
mempengaruhi keberhasilannya kita.
Konsentrasi
Belajar.
Menurut dumupa,
bahwa konsentrasi adalah “merupakan suatu kemampuan untuk memfokuskan pikiran,
perasaan, kemauan, dan segenap panca-indra ke satu objek di dalam suatu
aktivitas tertentu, dengan disertai usaha untuk tidak memedulikan objek-objek
lain yang tidak ada hubungannya dengan aktivitas itu”.
Pemusatan
perhatian (fokus) tertuju pada objek/isi bahan belajar maupun proses
memperolehnya, dan tidak terpengaruh dengan sekelilingnya. Konsentrasi sangat
mempengaruhi proses belajar seseorang, apabila konsen-trasi menurun tentu
menggangu belajarnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Boy dalam Dimyati dan
Mudjiono, mengatakan bahwa “kekuatan perhatian selama 30 menit telah menurun”.
Ia menyarankan agar guru/dosen memberikan istirahat selingan selama beberapa
menit.
Kematangan dan
Kesiapan.
Kematangan
merupakan suatu “tingkatan atau fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana
seluruh organ-organ biologisnya sudah siap untuk melakukan kecakapan baru”.
Misalnya siap anggota tubuhnya untuk belajar. Dalam konteks proses
pembelajaran, kesiapan untuk belajar sangat menentukan aktifitas belajar siswa.
Siswa yang belum siap belajar, cenderung akan berprilaku tidak kondusif,
sehingga pada gilirannya akan mengganggu proses belajar secara keseluruhan.
Seperti siswa yang gelisah, ribut (tidak tenang) sebelum proses belajar
dimulai. Jadi kesiapan amat perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar,
karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya
akan lebih baik. Kesiapan juga erat hubungannya dengan minat.
2. Faktor
Eksternal Siswa
a) Faktor
Lingkungan Keluarga
Keluarga adalah
“ayah, ibu, dan anak-anak serta family yang menjadi penghuni rumah”. Faktor
lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama dalam
menentukan perkembangan pendidikan seseorang, dan tentu saja merupakan faktor
pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang
tua adalah penanggung jawab keluarga. Dalam pendidikan keluarga menjadi suatu
kebutuhan yang mendasar, sebab keluarga adalah awal dimana anak mengenal dengan
orang lain dan dirinya sendiri, serta pertama-tama mendapatkan pendidikan,
yaitu pendidikan yang diberikan oleh kedua orang tuanya dan merupakan kewajiban
yang bersifat kodrati dan bersifat agama.
tersebut, jelas
peran orang tua di lingkungan keluarga sangat memegang kunci. Kalau dari awal
proses belajar dan perkembangan anak tetap tercurah oleh para orang tua, maka
tercipta kondisi yang ideal bagi terwujudnya pola pikir anak ke arah
pembelajaran yang baik
b) Faktor
Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah
lembaga formal terjadinya proses belajar mengajar. Selain pendidikan dalam
keluarga, pendidikan di sekolah diperoleh seseorang secara teratur, sistematis,
bertingkat mulai TK sampai keperguruan tinggi.
Salah satu yang
menunjang keberhasilan belajar seseorang di sekolah adalah:
1. Adanya
kurikulum yang baik, yakni kurikulum sesuai dengan kemampuan siswa, sedangkan
kurikulum kurang baik adalah kurikulum terlalu padat, di atas kemampuan siswa.
2. Sarana prasarana,
yakni lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan kondisi
pembelajaran yang baik, karena adanya gedung sekolah dengan lengkap fasilitas
belajar, seperti buku pegangan anak, ruang ibadah, laboratorium dan lain-lain.
Jadi adanya kelengkapan fasilitas dan sarana dapat mempengaruhi kegiatan
belajar anak. Anak didik dapat belajar dengan baik apabila suatu sekolah
memenuhi segala kebutuhan belajar anak didik.
3. Tata tertib
dan disiplin. Menurut Thursan Hakim bahwa salah satu yang paling mutlaq harus
ada di Kampus untuk menunjang keberhasilan belajar adalah adanya “tata tertib
dan disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten”. Disiplin tersebut
harus ditegakkan secara menyeluruh, dari pimpinan sekolah yang bersangkutan,
para guru, siswa sampai karyawan sekolah lainnya. Dengan cara inilah dapat
mempengaruhi prestasi belajar para siswa. Sebaliknya apabila dalam suatu
sekolah tidak ada tata tertib dan kedisiplinan maka proses belajar tidak
berjalan dengan baik, dan akhirnya prestasi siswa pun kurang baik.
4. Guru/Dosen
adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang
ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di
bidang pembangunan. Guru yang baik adalah guru yang profesional, mengajar
sesuai dengan keahliannya. Apabila kurang ahli dalam bidang pelajaran tertentu,
maka jadi sasarannya adalah siswa, yang kurang menguasai dengan materi. Jadi
guru profesional di sini dalam interaksi belajar mengajar diantaranya adalah
sebagai berikut:
c) Faktor
Lingkungan Masyarakat
1. Kegiatan
Mahasiswa dalam masyarakat, yakni kegiatan s Mahasiswa dalam
masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi kalau
kegiatan Mahasiswa terlalu banyak maka akan terganggu belajarnya, karena
ia tidak bisa mengatur waktu.
2. Media Massa,
yang dimaksud dalam media massa adalah bioskop, radio, TV, surat kabar,
buku-buku, komik. Dan lain-lain. Media massa yang baik akan memberi pengaruh
yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. Sebaliknya media massa
yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap Mahasiswa .
3. Teman
bergaul. Pengaruh dari teman bergaul Mahasiswa lebih cepat masuk dalam
jiwanya daripada yang kita duga. Teman yang baik membawa kebaikan, seperti
membawa belajar bersama, dan teman pergaulan yang kurang baik adalah yang suka
begadang, pecandu rokok, minum-minum maka berpengaruh sifat buruk juga.
4. Bentuk
kehidupan masyarakat, yakni apabila kehidupan masyarakat yang terdiri dari
orang-orang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi
dan moralnya baik. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang tidak terpelajar,
penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh
jelek kepada anak yang berada dilingkungan itu.
Jadi dalam suatu
diagnosis kesulitan belajar psti dapat di atasi dengan cara – cara yang
memungkinkan untuk mengatasinya. Apakah kesulitan belajar dan bagaimanakah cara
mengatasinya dan melalui apakah cara – cara yang tepat untuk mengatasinya?
a.Kesulitan
Belajar
Dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik
Mahasiswa yang beraneka ragam. Ada s Mahasiswa yang dapat menempuh
kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun
di sisi lain tidak sedikit pula Mahasiswa yang justru dalam belajarnya
mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya
hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat
psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat
menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.
Kesulitan
belajar Mahasiswa mencakup pengertian yang luas, diantaranya :
(a)
learning disorder;
(b) learning
disfunction;
(c)
underachiever;
(d) slow learner,
dan
(e) learning
diasbilities. Di bawah ini akan diuraikan dari masing-masing pengertian
tersebut.
b. Diagnostik
mengatasi kesulitan belajar
Belajar pada
dasarnya merupakan proses usaha aktif seseorang untuk memperoleh sesuatu,
sehingga terbentuk perilaku baru menuju arah yang lebih baik. Kenyataannya,
para pelajar seringkali tidak mampu mencapai tujuan belajarnya atau tidak
memperoleh perubahan tingkah laku sebagai mana yang diharapkan. Hal itu
menunjukkan bahwa Mahasiswa mengalami kesulitan belajar yang
merupakan hambatan dalam mencapai hasil belajar. Sementara itu, setiap
Mahasiswa dalam mencapai sukses belajar, mempunyai kemampuan yang
berbeda-beda.
Ada Mahasiswa
yang dapat mencapainya tanpa kesulitan, akan tetapi banyak pula Mahasiswa
mengalami kesulitan, sehingga menimbulkan masalah bagi perkembangan
pribadinya.
Menghadapi
masalah itu, ada kecendrungan tidak semua Mahasiswa mampu memecahkannya
sendiri. Seseorang mungkin tidak mengetahui cara yang baik untuk memecahkan
masalah sendiri. Ia tidak tahu apa sebenarnya masalah yang dihadapi. Ada pula
seseorang yang tampak Univ tidak mempunyai masalah, padahal masalah yang
dihadapinya cukup berat.
Atas kenyataan
itu, semestinya univ harus berperan turut membantu memecahkan masalah
yang dihadapi Mahasiswa . Seperti diketahui, unis sebagai lembaga
pendidikan formal sekurang-kurangnya memiliki 3 fungsi utama. Pertama fungsi
pengajaran, yakni membantu Mahasiswa dalam memperoleh kecakapan bidang
pengetahuan dan keterampilan. Kedua, fungsi administrasi, dan ketiga fungsi
pelayanan Mahasiswa , yaitu memberikan bantuan khusus kepada Mahasiswa
untuk memperoleh pemahaman diri, pengarahan diri dan integrasi sosial
yang lebih baik, sehingga dapat menyesuaikan diri baik dengan dirinya maupun
dengan lingkungannya.
Setiap fungsi
pendidikan itu, pada dasarnya bertanggung jawab terhadap proses pendidikan pada
umumnya. Termasuk seorang guru yang berdiri di depan kelas, bertanggung jawab
pula atau melekat padanya fungsi administratif dan fungsi pelayanan siswa.
Hanya memang dalam pendidikan, pada dasarnya sulit memisahkan secara tegas
fungsi yang satu dengan fungsi yang lainnya, meskipun pada setiap fungsi
tersebut mempunyai penanggung jawab masing-masing. Dalam hal ini, Dosen
atau pembimbing dapat membawa setiap Mahasiswa kearah perkembangan
individu seoptimal mungkin dalam hubungannya dengan kehidupan sosial serta
tanggung jawab moral. Salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan oleh guru
dalam melaksanakan tugas dan peranannya ialah kegiatan evaluasi. Dilihat dari
jenisnya evaluasi ada empat, yaitu sumatif, formatif, penempatan, dan
diagnostik.
c. Bimbingan
Belajar
Bimbingan
belajar merupakan upaya Dosen untuk membantu Mahasiswa yang
mengalami kesulitan dalam belajarnya. Secara umum
d. Model
Pembelajaran
Dalam mengimplementasikan
Kurikulum Berbasis Kompetensi, E. Mulyasa (2003) mengetengahkan lima model
pembelajaran yang dianggap sesuai dengan tuntutan Kurikukum Berbasis
Kompetensi; yaitu :
(1) Pembelajaran
Kontekstual (Contextual Teaching Learning);
(2) Bermain
Peran (Role Playing);
(3) Pembelajaran
Partisipatif (Participative Teaching and Learning);
(4)
Belajar Tuntas (Mastery Learning); dan
(5) Pembelajaran
dengan Modul (Modular Instruction). Sementara itu, Gulo (2005) memandang
pentingnya strategi pembelajaran inkuiri (inquiry).
E. Mengatasi
Kesulitan Belajar
Kesulitan
belajar merupakan masalah yang cukup kompleks dan sering membuat orangtua
bingung mencari penyelesaiannya. Kesulitan belajar banyak ditemukan pada anak
usia sekolah. Pola belajar anak, memang dibentuk saat di sekolah dasar. Sesuai
dengan masanya ia mengalami perkembangan mental dan pembentukan karakternya. Di
masa kini anak tidak hanya belajar menghitung, membaca, atau menghafal
pengetahuan umum, tapi juga belajar tentang tanggung jawab, skala nilai moral,
skala nilai prioritas dalam kegiatannya.
Masalah disiplin
juga tidak kalah pentingnya. Mahasiswa sejak kecil sudah harus ditanamkan
disiplin. Jika, tidak sangat menentukan perkembangan karakter Mahasiswa
tersebut. Di dalam kebudayaan Bugis-Makassar ada istilah macanga-canga
atau memandang enteng persoalan. Sering menunda-nunda jadwal belajar.
Dalam menghadapi
perilaku anak seperti ini, dalalm artikel Ibu Anak disebutkan setidaknya ada
tiga hal yang harus diperhatikan. Namun, sebelum memperhatikan hal tersebut,
orangtua hendaknya tidak mudah jatuh iba sehingga mengambil alih tugas anak.
Tentu dengan tujuan meringankan agar mereka bisa mengerjakan pekerjaan rumah
misalnya.Sekali lagi orangtua tidak dianjurkan membantu anak dengan cara mengambil
alih, tapi bagaimana menuntun anak agar pekerjaan rumah dikerjakan sendiri
dalam situasi menyenangkan.
Kesulitan dalam
pembelajaran atau belajar merupakan suatu hal yang sering ditemui oleh para
pendidik, terutama guru. Sebagai upaya untuk memberikan terapi terhadap
permasalahan kesulitan belajar maka dapat ditempuh melalui media klinik
pembelajaran. Klinik Pembelajaran merupakan wadah bagi Dosen untuk melakukan
serangkaian upaya yaitu kegiatan refleksi, penemuan masalah, pemecahan masalah
melalui beragam strategi untuk meningkatkan ketrampilan dalam mengelola
pembelajaran. Strategi utama yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas.
Karena Klinik
Pembelajaran merupakan milik bersama para Dosen, maka tempat ini dapat
digunakan dengan bebas untuk berdiskusi, melakukan refleksi atau merenung
tentang proses pembelajaran yang telah dijalani, bersimulasi, misalnya
bagaimana cara mengajarkan suatu konsep dengan menyenangkan, dan membuat
catatan bersama-sama dengan teman sejawat. Di Klinik Pembelajaran, para
supervisor akan membantu dalam melakukan berbagai kegiatan tersebut.
Dalam klinik
pembelajaran analisis kesulitan pembelajaran dapat dilalui dengan identifikasi
kesulitan belajar, mengadakan diagnosis kesulitan belajar, melakukan bimbingan
dan konseling belajar, dan kemudian menetapkan model pembelajaran serta
mengatasi kesulitan belajar.
Oleh : (Jhon
Dumupa/MBD)
Posting Komentar